Minggu, 29 Maret 2015

PENALARAN INDUKTIF

Pengertian Penalaran Induktif

Pada kesempatan kali ini saya akan membahas tentang Penalaran Induktif. Menurut saya Penalaran induktif merupakan  proses penalaran untuk manarik kesimpulan berupa prinsip atau sikap yang berlaku umum berdasarkan fakta – fakta yang bersifat khusus, prosesnya disebut induksi. Ada 3 jenis penalaran induksi, yaitu :

1. Generalisasi
Penalaran generalisasi dimulai dengan peristiwa – peristiwa khusus untuk mengambil kesimpulan secara umum. Generalisasi adalah pernyataan yang berlaku umum untuk semua atau sebagian besar gejala.

1.1. Generalisasi Tanpa Loncatan Induktif
Fakta yang dugunakan belum mencerminkan seluruh fenomena yang ada.
Contoh :
    Setelah kita menyelidiki sebagian bangsa Indonesia bahwa mereka adalah manusia yang suka bergotong-royong, kemudian kita simpulkan bahwa bangsa Indonesia adalah bangsa yang suka bergotong-royong, maka penyimpulan ini adalah generalisasi tidak sempurna.

1.2. Generalisasi Dengan Loncatan Induktif
Fakta yang diberikan cukup banyak dan meyakinkan.
Contoh :
    Setelah kita memerhatikan jumlah hari pada setiap bulan pada tahun Masehi, kemudian disimpulkan bahwa : Semua bulan Masehi mempunyai hari tidak lebih dari tiga puluh satu. Dalam penyimpulan ini, keseluruhan fenomena yaitu jumlah hari pada setiap bulan kita selidiki tanpa ada yang kita tinggalkan.

2. Analogi
Analogi yaitu proses membandingkan dari dua hal yang berlainan berdasarkan kesamaannya kemudian berdasarkan kesamaannya itu ditarik suatu kesimpulan. Kesimpulan yang diambil dengan analogi, yaitu kesimpulan dari pendapat khusus dengan beberapa pendapat khusus yang lain, dengan cara membandingkan kondisinya.

2.1. Tujuan Analogi
    - Meramalkan kesamaan
    - Menyingkap kekeliruan
    - Menyusun sebuah klasifikasi
    Contoh :
    Kita banyak tertarik dengan planet Mars, karena banyak persamaannya dengan bumi kita. Mars dan Bumi menjadi anggota tata surya yang sama. Mars mempunyai atsmosfir seperti Bumi. Temperaturnya hampir sama dengan Bumi. Unsur air dan oksigennya juga ada. Caranya mengelilingi matahari menyebabkan pula timbulanya musim seperti di Bumi. Jika di Bumi ada makhluk. Tidaklah mungkin ada mahluk hidup di planet Mars.

3. Kausal
Kausal adalah merupakan prinsip sebab-akibat yang di haruri dan pasti antara gejala kejadian, serta bahwa setiap kejadian memperoleh kepastian dan keharusan serta kekhususan-kekhususan eksistensinya dari sesuatu atau berbagai hal lainnya yang mendahuluinya , merupakan hal-hal yang diterima tanpa ragu dan tidak memerlukan sanggahan.
Contoh :
    Pada kata dewa-dewi, putra-putri, pemuda-pemudi, dan karyawan-karyawati.
3.1. Tujuan Kausal
Tujuan kausal terdapat dalam Hubungan Kausal Dapat berlangsung dalam tiga pola :
   a. Sebab ke akibat
    Dari peristiwa yang dianggap sebagai sebab menuju kesimpulan sebagai efek.
   b. Akibat ke sebab
    Dari peristiwa yang dianggap sebagai akibat menuju sebab yang mungkin telah menimbulkan akibat.
   c. Akibat ke akibat
    Dari akibat ke akibat yang lain tanpa menyebut sebab umum yang menimbulkan kedua akibat.



Sumber :

http://ekspresibelajar.blogspot.com/2008/05/logika-dan-silogisme.html
http://efankhonghucu.blogspot.com/2011/02/penalaran-induktif.html
http://students.sunan-ampel.ac.id/irmanto/2010/04/10/generalisasi-macam-macam-generalisasi-dan-generalisasi-ilmiah/

Selasa, 24 Maret 2015

PENALARAN DEDUKTIF

PENALARAN DEDUKTIF

Pada kesempatan kali ini saya akan membahas sedikit tentang Penalaran Deduktif. Menurut pengetahuan saya Penalaran Deduktif adalah proses penalaran untuk menarik kesimpulan berupa prinsip atau sikap yang khusus berdasarkan fakta-fakta yang bersifat umum. Proses penalaran ini disebut Deduksi. Kesimpulan deduktif dibentuk dengan cara deduksi. Yaitu dimulai dari hal-hal umum, mengarah kepada hal-hal yang khusus atau hal-hal yang lebih rendah.

     Dalam pengertian lain Kata deduksi berasal dari kata Latin deducere (de yang berarti ‘dari’, dan kata decure yang berarti ‘menghantar’,’memimpin’). Dengan demikian kata deduksi yang diturunkan dari kata itu berarti ‘menghantar dari sesuatu hal ke sesatu hal yang lain’. Sebagai suatu istilah dari penalaran, deduksi merupakan suatu proses berpikir (penalaran) yang bertolak dari sesuatu proposisi yang sudah ada, menuju kepada suatu proposisi baru yang berbentuk suatu kesimpulan. Uraian mengenai proses berfikir deduktif akan dilangsungkan melalu beberapa corak berpikir deduktif, yaitu : silogisme kategorial, silogisme hipotesis, silogisme disjungtif atau silogisme alternatif, entimen, rantai deduksi, dan teknik pengujuan kebenaran atas tiap corak penalaran deduktif itu.

1.       Silogisme
Silogisme adalah suatu bentuk proses penalaran yang berusaha menghubungkan dua proposisi (pernyataan) yang berlainan untuk menurunkan suatu kesimpulan atau inferensi yang merupakan prosposisi yang ketiga.

1.1.    Silogisme kategorial
kategorial dapat dibatasi sebagai suatu argumen deduktif yang mengandung suatu rangkaian yang terdiri dari tiga proposisi katergorial, yang disusun sedemikian rupa sehingga ada tiga term yang muncul dalam rangkaian pernyataan itu. Tiap-tiap term hanya boleh muncul dalam dua pernyataan, contoh :

·         Semua Programmer adalah lulusan sarjana Sistem Informasi
·         Randy adalah seorang Programmer
·         Konklusi  : Randy adalah lulusan sarjana Sistem Informasi


1.2.    Silogisme hipotesis atau silogisme pengandaian
adalah semacam pola penalaran deduktif yang mengandung hipotese. Silogisme hipotetis bertolak dari suatu pendirian, bahwa ada kemungkinan apa yang disebut dalam proposisi itu tidak ada atau tidak terjadi. Premis mayornya mengandung pernyataan yang bersifat hipotesis. Oleh karena sebab itu rumus proposisi mayor dari silogisme ini adalah:  jika A รจ B
·         Premis mayor :  Jika ketua Mahkamah Konstitusi melakukan tindakan penyuapan maka dia akan dipenjara
·         Premis minor : Ketua Mahkamah Konstitusi melakukan tindakan penyuapan
·         Konklusi        : oleh sebab itu dia akan dipenjara.

1.3.    Silogisme Alternatif (disjungtif).
Jenis silogisme yang ketiga adalah silogisme alternatif atau disebut juga silogisme disjungtif. Silogisme ini dinamakan demikian, karena proposisi mayornya merupakan sebuah proposisi yang mengandung kemungkinan-kemungkinan atau pilihan-pilihan. Sebaliknya porposisi minornya adalah proposisi kategorial yang menerima atau menolak salah satu alternatifnya. Sebagai contoh berikut :

                Premis mayor    : Randy memilih jurusan Akuntansi atau Sistem Informasi
                Premis minor     : Randy memilih jurusan Sistem Informasi
                Konklusi           :  oleh karena itu, Randy tidak memilih 
jurusan Akuntansi

2.       Entimen
Silogisme sebagai suatu cara untuk menyatakan pikiran tampaknya bersifat artifisial. Dalam kehidupan sehari-hari biasanya silogisme itu muncul hanya dengan dua proposisi, salah satunya dihilangkan. Walaupun dihilangkan, proposisi itu tetap dianggap ada dalam pikiran, dan dianggap diketahui pula oleh orang lain. Bentuk semacam ini dinamakan entimem yang berarti ‘simpan dalam ingatan’ dalam bahasa yunani. Dalam tulisan-tulisan bentuk inilah yang dipergunakan, dan bukan bentuk yang formal seperti silogisme. Contoh :
-  Semua dosen Fakultas Ilmu Komputer Gunadarma adalah lulusan Sarjana Magister
-  Ibu Febriani adalah dosen Fakultas Ilmu Komputer Gunadarma
-  Oleh karena itu, ibu Febriani adalah lulusan Sarjana Magister


Sumber :
http://m2hid.blogspot.com/2012/03/penalaran-deduktif.html
http://id.wikipedia.org/wiki/Penalaran
http://arhamulwildan.blogspot.com/2012/03/metode-penalaran-deduktif-dan-induktif.html

Senin, 16 Maret 2015

PENALARAN

PENGERTIAN PENALARAN

Penalaran merupakan suatu proses pemikiran untuk sampai pada suatu kesimpulan sebagai pernyataan baru dari beberapa pernyataan lain yang telah di ketahui. Menurut ahli Suriasumantri (2001: 42) mengemukakan secara singkat bahwa penalaran adalah suatu aktivitas berpikir dalam pengambilan suatu simpulan yang berupa pengetahuan. Dari beberapa pengertian di atas maka bisa kita simpulkan bahwa penalaran adalah suatu proses berpikir yang berusaha menghubungkan fakta-fakta dan bukti - bukti untuk menarik kesimpulan. Sehingga dapat kita ketahui bahwa unsur dasar penalaran adalah fakta. Proses penalaran dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu proses penalaran induktif dan proses penalaran deduktif. Penalaran ilmiah merupakan perpaduan kedua proses itu.

PENGERTIAN FAKTA

Fakta adalah segala sesuatu yang ditangkap oleh indra manusia atau keadaan yang terbukti dan telah menjadi suatu kenyataan. Fakta berarti suatu yang nyata, yang benar - benar terjadi atau ada secara alami, dan bisa diukur secara eksperimental, atau metode - metode lainnya dan tidak bisa diganggu gugat lagi kebenarannya . Contohnya, fakta bahwa bumi ini bulat. Ketika seseorang mengelilingi bumi dengan berjalan dari arah timur ke arah barat, pada akhirnya ia akan kembali ke titik awal. Fakta ini bukan berdasarkan sudut pandang pribadi atau kelompok saja melainkan telah dibuktikan oleh para ahli bahwa bumi ini benar - benar bulat.

Sumber : http://wikipedia.org/wiki/Penalaran
                  http://wikipedia.org/wiki/Fakta