Selasa, 20 Oktober 2015

KOMUNIKASI JARINGAN (PENGANTAR TELEMATIKA)


         Pada kesempatan kali ini  saya akan membahas materi tentang komunikasi jaringan, e-commerce dan GPS. Pembahasan lebih difokuskan pada contoh aplikasi atau website. Sebelum membahas tentang aplikasi atau website, ada baiknya kita mengetahui masing-masing pengertian dari materi yang sudah disebutkan diawal.

A.    Komunikasi Jaringan
Menurut dari sumber yang saya baca, Komunikasi Jaringan atau Jaringan Teknologi Komunikasi adalah serangkaian interkoneksi antar teknologi yang saling berhubungan satu dan lainnya. Perkembangan teknologi kian pesat. Dalam setiap hal yang dilakukan oleh tiap orang, akan sangat berhubungan dengan teknologi. Berikut beberapa aplikasi yang menganut komunikasi jaringan:

1.    Viber




Viber Telepon Gratis adalah aplikasi yang sangat berguna yang membuat penggunannya menghemat banyak uang untuk menelepon. Apa lagi, mudah penggunaanya dan kontak anda terkonfigurasi secara otomatis. Semuanya sangat menyenangkan

      Untuk menggunakannya, tentunya, anada akan membutuhkan piranti Android yang mempunyai koneksi WIFI, dan kontak yang ingin anda hubungi harus juga mempunyai aplikasi yang terpasang pada pirantinya. Jika tidak, maka anda tidak akan bisa menghubunginnya menggunakan layanan ini.

Sekali anda mempunyai app dalam piranti anda, hal yang perlu anda lakukan adalah membiarkannya mengakses kontak anda dan, dalam hitungan detik, anda akan bisa bertelepon dengan suara yang cukup bagus tanpa membayar sesenpun selain koneksi internet, yang mana WiFi di rekomendasikan daripada 3G, dengan menggunakan 3G anda mungkin akan menghabiskan biaya data yang lebih banyak dari pada untuk telepon.



2.    Messenger




     Facebook baru saja merilis aplikasi messenger untuk iOS dan Android. Di dalamnya ada beberapa fitur mengirim pesan baik melalui jaringan 3G, WiFi, atau via SMS. Yuk, kupas satu per satu fiturnya.Facebook Messenger terbilang mendapat sambutan meriah dari pengguna. Dalam waktu singkat, aplikasi tersebut langsung merajai daftar aplikasi yang paling banyak diundah pada iTunes Store. Di Android Market, aplikasi ini memang belum memuncaki deretan aplikasi gratis terlaris diunduh, tapi sudah terinstal di lebih dari 500 ribu gadget dengan rata-rata respons baik dari pengguna.Proses mengunduhnya tak memakan waktu lama, hanya beberapa detik menggunakan jaringan 3G. Setelah secara otomatis menginstal, aplikasi akan meminta nomor telepon pengguna, selesai diisi maka Facebook Messenger siap digunakan.
Chatting dan SMS

     Facebook Messenger dirancang agar para Facebooker bisa saling berkirim pesan dengan mudah, baik pesan berbentuk teks ataupun gambar. Selain itu, aplikasi ini juga memungkinkan mengirim pesan via SMS, hanya saja kenyataannya tidak senikmat konsep yang ditawarkan.Ketika digunakan untuk chatting dengan teman yang online di komputer, aplikasi ini memang berjalan mulus, bisa berbagi teks dan gambar dengan mudah. Namun berbeda jika ingin mengirim SMS, meski pesan dilaporkan terkirim tetapi tidak sampai ke nomor yang dituju.

     Fitur tambahan lain dalam aplikasi ini adalah lokasi. Pengguna bisa saling berbagi lokasi dengan teman ngobrolnya lebih mudah. Untuk mengaktifkannya, silakan tekan tombol arah panah di sebelah kanan pesan yang akan dikirim, untuk mematikannya tinggal tekan sekali lagi.

B.     E-Commerce

Menurut sumber yang saya baca, E-Commerce atau Perdagangan Elektronik adalah penyebaran, pembelian, penjualan, pemasaran barang dan jasa melalui sistem elektronik seperti internet atau televisi, www, atau jaringan komputer lainnya. E-commerce dapat melibatkan transfer dana elektronik, pertukaran data elektronik, sistem manajemen inventori otomatis, dan sistem pengumpulan data otomatis. Berikut contoh E-Commerce :

1.    Traveloka.com

     Traveloka adalah perusahaan yang menyediakan layanan pemesanan tiket pesawat dan hotel secara daring dengan fokus perjalanan domestik di Indonesia. Traveloka memiliki basis operasional di Jakarta.



Cara Pesan Tiket Pesawat 
1.    Cari Penerbangan yang anda inginkan di halaman muka Traveloka.com dan masukkan data-data penerbangannya.
2.    Pilih dan pesan penerbangan di halaman hasil pencarian, Anda bisa langsung memilih penerbangan yang diinginkan. Tekan tombol pesan untuk memesan penerbangan itu.
3.    Setelah memilih penerbangan, kini anda harus mengisi data pemesan yang dapat dihubungi serta data dari penumpang yang berangkat.
4.    Pilih dan klik metode pembayaran yang sesuai dengan kebutuhan Anda
5.    Setelah pembayaran sukses diterima, akan dikirimkan SMS konfirmasi secara instan. E-tiket resmi Traveloka.com akan dikirimkan ke alamat email dalam waktu maks. 60 menit.

Cara Pesan Hotel
1.    Mulai pencarian Anda di halaman muka hotel Traveloka.com dengan memasukkan destinasi dan data menginap.
2.    Di halaman hasil pencarian, Anda bisa langsung memilih hotel yang Anda kehendaki. Klik tombol Lihat kamar sekarang untuk melihat info detail.
3.    Setelah menemukan hotel yang sesuai, Anda dapat memilih jenis kamar yang tersedia dan menentukan jumlah kamar yang ingin dipesan.
4.    Isi data pemesan yang dapat dihubungi dan data tamu yang akan menginap. Setelahnya, review kembali data Anda di halaman review. Setelah memastikan data sudah benar, lanjutkan ke halaman pembayaran.
5.    Pilih metode pembayaran yang sesuai dengan kebutuhan Anda. Lakukan pembayaran sebelum batas waktu habis.
6.    Setelah pembayaran sukses diterima, Anda akan menerima SMS dan email berisi ringkasan voucher hotel secara instan, maksimum dalam 60 menit.

Cara Pembayaran
1.     Pembayaran di Traveloka via Transfer dan ATM sangat mudah.
2.     Traveloka menerima pembayaran Kartu Kredit berlogo Visa dan MasterCard
3.     Traveloka juga menerima pembayaran via CIMB Clicks, Mandiri Clikpay, BCA   klikpay dll

C.    Global Positioning System (GPS)

Menurut sumber yang saya baca, Global Positioning System adalah sistem untuk menentukan letak di permukaan bumi dengan bantuan penyelarasan (synchronization) sinyal satelit. Contoh aplikasi yang menggunakan GPS :



1.    Maps Sygic
Gps Navigation and Map untuk Android adalah aplikasi navigasi untuk kendaraan. Memiliki fitur seperti GPS mobile, dapat memberikan arah dan memberitahu arah belokan dengan suara. Bisa di install di smartphone dan tablet sebagai alat penunjuk jalan.

GPS Navigasi & Maps Sygic Fitur:
Aplikasi ini bekerja dengan peta TomTom dan peta ini sangat luar biasa dan diinstal pada perangkat android menyediakan Anda dengan panduan suara layanan navigasi intuitif. ada jutaan POI pra dipasang di aplikasi ini. Peringatan kamera kecepatan tetap juga termasuk dalam aplikasi.Dan banyak lagi yang ada ditawarkan untuk layanan di aplikasi ini.

Penggunaan :
Fungsi autocomplete untuk alamat dan pencarian membuat pencarian menjadi mudah. Menggunakan lokasi kita untuk mengusulkan hasil yang paling dekat. Fungsi autocomplete dapat bekerja dengan:
a.  Alamat (nama jalan & nomor rumah, kota)
b.  Kode pos (ZIP)
c.  Poin-poin terdekat seperti hotel, restoran, pusat perbelanjaan, museum, stasiun dan lebih banyak lagi



Sumber :

Wikipedia KomunikasiJaringan

Wikipedia E-Commerce

Wikipedia GPS

www.viber.com

http://emka.web.id/webapps/facebook/2011/apa-itu-facebook-messenger/

http://www.traveloka.com/

http://dans-ands.blogspot.co.id/2015/05/gps-navigasi-maps-sygic-1522-fullmap.html










Senin, 15 Juni 2015

TATA CARA PENULISAN SKRIPSI


            Pada kesempatan inilah saya akan membahas tentang pedoman penulisan skripsi yang baik dan benar guna mendukung kelulusan kita dalam suatu Perguruan Tinggi. Sebelum membahas tentang pedoman penulisannya, alangkah bagusnya kita mengerti terlebih dahulu apa itu skripsi. Skripsi adalah karya tulis yang disusun oleh seorang mahasiswa yang telah menyelesaikan sks yang ditentukan oleh suatu Perguruan Tinggi dengan dibimbing oleh Dosen Pembimbing Utama dan Dosen Pembimbing II sebagai salah satu persyaratan untuk mencapai gelar Pendidiksan S1 (Sarjana).

1.    TUJUAN SKRIPSI
Tujuan dalam Penulisan Skripsi adalah memberikan pemahaman terhadap mahasiswa agar dapat berpikir secara logis dan ilmiah dalam menguraikan dan membahas suatu permasalahan serta dapat menuangkannya secara sistematis dan terstruktur.

2.    ISI DAN MATERI
           a.    Relevan dengan jurusan dari mahasiswa yang bersangkutan.
           b.    Mempunyai pokok permasalahan yang jelas.
           c.    Masalah dibatasi, sesempit mungkin.

3.    BENTUK LAPORAN PENULISAN SKRIPSI.
A.     Bagian Awal.
Pada bagian ini berisi hal-hal yang berhubungan dengan penulisan skripsi yakni sebagai berikut :
1.    Halaman Judul
Ditulis sesuai dengan cover depan Penulisan Skripsi standar Universitas Gunadarma.

2.    Lembar Pernyataan
Yakni merupakan halaman yang berisi pernyataan bahwa penulisan skripsi ini merupakan hasil karya sendiri bukan hasil plagiat atau penjiplakan terhadap hasil karya orang lain.

3.    Lembar Pengesahan
Pada Lembar Pengesahan ini berisi Daftar Komisi Pembimbing, Daftar Nama Panitia Ujian yang terdiri dari Ketua, Sekretaris dan Anggota.  Pada Bagian bawah sendiri juga disertai tanda tangan Pembimbing dan Kepala Bagian Sidang Sarjana.

4.    Abstraksi
Yakni berisi ringkasan tentang hasil dan pembahasan secara garis besar  dari Penulisan Skripsi dengan maximal 1 halaman.

5.    Kata Pengantar
Berisi ucapan terima kasih kepada pihak-pihak yang ikut berperan serta dalam pelaksanaan penelitian dan penulisan Skripsi (a.l. Rektor, Dekan, Ketua Jurusan, Pembimbing, Perusahaan, dll ).

6.    Halaman Daftar Isi
Berisi semua informasi secara garis besar dan disusun berdasarkan urut nomor halaman.

7.    Halaman Daftar Tabel
Berisi semua tabel yang ada dan disusun berdasarkan urut nomor halaman.

8.    Halaman Daftar Gambar, Daftar Grafik, Daftar Diagram
Berisi semua gambar, grafik dan diagram yang ada dan disusun berdasarkan urut nomor halaman.


B.     Bagian Tengah
1.    Pendahuluan
Pada Bab Pendahuluan ini terdiri dari beberapa sub pokok bab yang meliputi antara lain :
a.    Latar Belakang Masalah
Menguraikan tentang alasan dan motivasi dari penulis terhadap topik permasalahan yang bersangkutan.

b.    Rumusan Masalah
Berisi masalah apa yang terjadi dan sekaligus merumuskan masalah dalam penelitian yang bersangkutan.

c.     Batasan Masalah
Memberikan batasan yang jelas pada bagian mana dari persoalan atau masalah yang dikaji dan bagian mana yang tidak.

d.    Tujuan Penelitian
Menggambarkan hasil-hasil apa yang bisa dicapai dan diharapkan dari penelitian ini dengan memberikan jawaban terhadap masalah yang diteliti.

e.     Metode  Penelitian
Menjelaskan cara pelaksanaan kegiatan penelitian, mencakup cara pengumpulan data, alat yang digunakan dan cara analisa data.
Jenis-Jenis Metode Penelitian :
1.    Studi Pustaka       : Semua bahan diperoleh dari buku-buku dan jurnal.
2.    Studi Lapangan    : Data diambil langsung di lokasi penelitian.
3.    Gabungan            : Menggunakan gabungan kedua metode di atas.

f.      Sistematika Penulisan
Memberikan gambaran umum dari bab ke bab isi dari Penulisan Skripsi

2.    Landasan Teori
Menguraikan teori-teori yang menunjang penulisan / penelitian, yang bisa diperkuat dengan menunjukkan hasil penelitian sebelumnya.

3.    Metode Penelitian
Menjelaskan cara pengambilan dan pengolahan data dengan menggunakan alat-alat analisis yang ada.

4.    Analisis Data dan Pembahasan
Membahas tentang keterkaitan antar faktor-faktor dari data yang diperoleh dari masalah yang diajukan kemudian menyelesaikan masalah tersebut dengan metode yang diajukan dan menganalisa proses dan hasil penyelesaian masalah.

5.    Kesimpulan (dan Saran)
Bab ini bisa terdiri dari Kesimpulan saja atau ditambahkan Saran.
a.    Kesimpulan
Berisi jawaban dari masalah yang diajukan penulis, yang diperoleh dari penelitian.
b.    Saran
Ditujukan kepada pihak-pihak terkait, sehubungan dengan hasil penelitian.


C.    Bagian Akhir
1.    Daftar Pustaka
Berisi daftar referensi (buku, jurnal, majalah, dll), yang digunakan dalam penulisan.
2.    Lampiran
Penjelasan tambahan, dapat berupa uraian, gambar, perhitungan-perhi tungan, grafik atau tabel, yang merupakan penjelasan rinci dari apa yang disajikan di bagian-bagian terkait sebelumnya.

     

4.    TEKNIK PENULISAN
a.    Penomoran Bab serta subbab
1.    Bab dinomori dengan menggunakan angka romawi.
2.    Subbab dinomori dengan menggunakan angka latin dengan mengacu pada nomor bab/subbab dimana bagian ini terdapat.
II ………. (Judul Bab)
2.1 ………………..(Judul Subbab)
2.2 ………………..(Judul Subbab)
2.2.1 ………………(Judul Sub-Subbab)
3.    Penulisan nomor dan judul bab di tengah dengan huruf besar, ukuran font 14, tebal.
4.    Penulisan nomor dan judul subbab dimulai dari kiri, dimulai dengan huruf besar, ukuran font 12, tebal.

b.    Penomoran Halaman
1.    Bagian Awal, nomor halaman ditulis dengan angka romawi huruf kecil (i,ii,iii,iv,…).Posisi di tengah bawah (2 cm dari bawah). Khusus untuk lembar judul dan lembar pengesahan, nomor halaman tidak perlu diketik, tapi tetap dihitung.
2.    Bagian Pokok, nomor halaman ditulis dengan angka latin. Halaman pertama dari bab pertama adalah halaman nomor satu. Peletakan nomor halaman untuk setiap awal bab di bagian bawah tengah, sedangkan halaman lainnya di pojok kanan atas.
3.    Bagian akhir, nomor halaman ditulis di bagian bawah tengah dengan angka latin dan merupakan kelanjutan dari penomoran pada bagian pokok.

c.    Judul dan Nomor Gambar / Grafik / Tabel
1.    Judul gambar / grafik diketik di bagian bawah tengah dari gambar. Judul tabel diketik di sebelah atas tengah dari tabel.
2.    Penomoran tergantung pada bab yang bersangkutan, contoh : gambar 3.1 berarti gambar pertama yang aga di bab III.

d.    Penulisan Daftar Pustaka
1.    Ditulis berdasarkan urutan penunjukan referensi pada bagian pokok tulisan ilmiah.
2.    Ditulis menurut kutipan-kutipan
3.    Menggunakan nomor urut, jika tidak dituliskan secara alfabetik
4.    Nama pengarang asing ditulis dengan format : nama keluarga, nama depan.
Nama pengarang Indonesia ditulis normal     : nama depan + nama keluarga
5.    Gelar tidak perlu disebutkan.
6.    Setiap pustaka diketik dengan jarak satu spasi (rata kiri), tapi antara satu pustaka dengan pustaka lainnya diberi jarak dua spasi.
7.    Bila terdapat lebih dari tiga pengarang, cukup ditulis pengarang pertama saja dengan tambahan ‘et al’.
8.    Penulisan daftar pustaka tergantung jenis informasinya yang secara umum memiliki urutan sebagai berikut :
Nama Pengarang, Judul karangan (digarisbawah / tebal / miring), Edisi, Nama Penerbit, Kota Penerbit, Tahun Penerbitan.
9.    Tahun terbit disarankan minimal tahun 2000


5.    PENULISAN DAFTAR PUSTAKA
Satu Pengarang
1.    Budiono. 1982. Teori Pertumbuhan Ekonomi. Yogyakarta : Bagian Penerbitan Fakultas Ekonomi
     Universitas Gadjah Mada.
2.    Friedman. 1990. M. Capitalism and Freedom. Chicago : University of Chicago Press.

Dua Pengarang
1.     Cohen, Moris R., and Ernest Nagel. 1939. An Introduction to Logic and Scientific Method.
     New york: Harcourt
2.    Nasoetion, A. H., dan Barizi. 1990.  Metode Statistika. Jakarta: PT. Gramedia

Tiga Pengarang
1.    Heidjrahman R., Sukanto R., dan  Irawan. 1980. Pengantar Ekonomi Perusahaan. Yogyakarta: Bagian penerbitan Fakultas Ekonomi UGM.
2.    Nelson, R.., P. Schultz, and R. Slighton. 1971. Structural change in a Developing Economy. Princeton: Princeton University Press.

Lebih dari Tiga Pengarang
1.    Barlow, R. et al. 1966. Economics Behavior of the Affluent. Washington D.C.: The Brooking Institution.
2.    Sukanto R. et al. 1982. Business Frocasting. Yogyakarta: Bagian penerbitan Fakultas Ekonomi UGM.

Pengarang Sama
1.    Djarwanto Ps. 1982. Statistik Sosial Ekonomi. Yogyakarta: Bagian penerbitan Fakultas Ekonomi UGM.
2.    ____________. 1982. Pengantar Akuntansi. Yogyakarta: Bagian penerbitan Fakultas Ekonomi UGM.

Tanpa Pengarang
1.    Author’s Guide. 1975. Englewood Cliffs, N.J. : Prentice Hall.
2.    Interview Manual. 1969. Ann Arbor, MI: Institute for Social Research, Universiy of Michigan.

Buku Terjemahan, Saduran atau Suntingan.
1.    Herman Wibowo (Penterjemah). 1993. Analisa Laporan Keuangan. Jakarta: PT. Erlangga.
2.    Karyadi dan Sri Suwarni (Penyadur). 1978. Marketing Management. Surakarta: Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret.

Buku Jurnal atau Buletin
1.    Insukindro dan Aliman, 1999. “Pemilihan dan Bentuk Fungsi Empirik : Studi Kasus Permintaan Uang Kartal Riil di Indonesia”, Jurnal Ekonomi dan Bisnis Indonesia, Vol. 14, No. 4:49-61.
2.    Granger, C.W.J., 1986. “Developments in the Study of Co-integrated Economic Variables”, Oxford Bulletin of Economics and Statistics, Vol.48 : 215-226.


3.    FORMAT PENGETIKAN
a.    Menggunakan kertas ukuran A4.
b.    Margin Atas : 4 cm, Bawah : 3 cm, Kiri : 4 cm, Kanan : 3 cm
c.     Jarak spasi : 1,5 (khusus ABSTRAKSI hanya 1 spasi)
d.    Jenis huruf (Font) : Times New Roman.                  
e.     Ukuran / variasi huruf :          Judul Bab         14 / Tebal + Huruf Besar
                                                       Isi                     12 / Normal
                                                       Subbab 12 / Tebal

4.    HASIL PENULISAN SKRIPSI
a.    Dijilid berbentuk buku dengan jumlah halaman paling sedikit 12 (dua belas) halaman tidak termasuk cover, halaman judul, daftar isi, kata pengantar dan daftar pustaka
b.    Dipresentasikan dan dianjurkan menggunakan Power Point pada saat pelaksanaan Sidang Sarjana (S1) di hadapan para penguji Sidang.
c.     Diketik dengan menggunakan Program Software Pengolah Kata, misal : Ms Word
d.    Dicetak dengan printer (dianjurkan dengan LASER PRINTER)


5.    LAMPIRAN.
Lampiran ini berisi data, gambar, tabel atau analisis dan lain-lain yang karena terlalu banyak, sehingga tidak mungkin untuk dimasukkan kedalam bab-bab sebelumnya.


7.  KUTIPAN
Dalam penulisan hasil penelitian ilmiah biasanya dimasukkan kutipan-kutipan. Ada beberapa macam kutipan sebagai berikut:
a.    Kutipan langsung (Direct Quatation) yang terdiri dari kutipan langsung pendek dan kutipan langsung panjang. Kutipan langsung pendek adalah kutipan yang harus persis sama dengan sumber aslinya dan ini biasanya untuk mengutip rumus, peraturan, puisi, difinisi, pernyataan ilmiah dan lain-lain. Kutipan langsung pendek ini adalah kutipan yang panjangnya tidak melebihi tiga baris ketikan. Kutipan ini cukup dimasukkan kedalam teks dengan memberi tanda petik diantara kutipan tersebut. Sedangkan kutipan panjang langsung adalah kutipan yang panjangnya melebihi tiga baris ketikan dan kutipan harus diberi tempat tersendiri dalam alinea baru.

b.    Kutipan tidak langsung (Indirect Quatation)  merupakan kutipan yang tidak persis sama dengan sumber aslinya. Kutipan ini merupakan ringkasan atau pokok-pokok yang disusun menurut jalan pikiran pengutip. Baik kutipan tidak langsung pendek maupun panjang harus dimasukkan kedalam kalimat atau alinea. Dalam kutipan tidak langsung pengutip tidak boleh memasukkan pendapatnya sendiri.

            Catatan kaki atau footnone adalah catatan tentang sumber karangan dan setiap mengutip suatu karangan harus dicantumkan sumbernya. Kewajiban mencantumkan sumber ini untuk menyatakan penghargaan kepada pengarang lain yang menyatakan bahwa penulis meminjam pendapat atau buah pikiran orang lain. Unsur-unsur dalam catatan kaki meliputi: nama pengarang, judul karangan, data penerbitan dan nomor halaman. Ada dua cara dalam menempatkan sumber kutipan sebagai berikut:

a.    Cara ringkas yaitu menempatkan sumber kutipan dibelakangbahan yang dikutip yang ditulis dalam tanda kurung dengan menyebutkan “Nama pengarang, Tahun penerbitan dan Halaman yang dikutip”.

b.    Cara langsung yaitu menempatkan sumber kutipan langsung dibawah pernyataan yang dikutip yang dipisahkan dengan garis lurus sepanjang garis teks. Jarak antara garis pemisah dengan teks satu spasi, jarak antara garis pemisah dengan sumber kutipan dua spasi, dan jarak baris dari kutipan harus satu spasi.

Sumber :
http://www.scribd.com/mobile/doc/222641216/2014-Pedoman-Penulisan-Skripsi
https://prezi.com/bkdnefe_pv8j/aturan-penulisan-makalah-dan-skripsi/

Selasa, 21 April 2015

HIPOTESIS PENELITIAN

Pada kesempatan kali ini saya akan membahas tentang Hipotesis Penelitian. Disini kita akan mengetahui apa itu arti dari Hipotesis Penelitian, cara menguji hipotesis dan beberapa macam Hipotesis.
A. PENGERTIAN HIPOTESIS PENELITIAN
Pengertian Hipotesis Penelitian adalah jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian, di mana rumusan masalah penelitian telah dinyatakan dalam bentuk pertanyaan. Dikatakan sementara karena jawaban yang diberikan baru didasarkan pada teori. Hipotesis dirumuskan atas dasar kerangka pikir yang merupakan jawaban sementara atas masalah yang dirumuskan.
Penelitian yang merumuskan hipotesis adalah penelitian yang menggunakan pendekatan kuantitatif. Pada penelitian kualitatif hipotesis tidak dirumuskan, tetapi justru diharapkan dapat ditemukan hipotesis. Selanjutnya hipotesis tersebut akan diuji dengan pendekatan kuantitatif.
Berikut ini beberapa penjelasan mengenai Hipotesis yang baik :
– Hipotesis harus menduga Hubungan diantara beberapa variabel
Hipotesis harus dapat menduga hubungan antara dua variabel atau lebih, disini harus dianalisis variabel-variabel yang dianggap turut mempengaruhi gejala-gejala tertentu dan kemudian diselidiki sampai dimana perubahan dalam variabel yang satu membawa perubahan pada variabel yang lain.
– Hipotesis harus Dapat Diuji
Hipotesis harus dapat di uji untuk dapat menerima atau menolaknya, hal ini dapat dilakukan dengan mengumpulkan data-data empiris.
– Hipotesis harus konsisten dengan keberadaan ilmu pengetahuan-
Hipotesis tidak bertentangan dengan pengetahuan yang telah ditetapkan sebelumnya. Dalam beberapa masalah, dan terkhusus pada permulaan penelitian, ini harus berhati-hati untuk mengusulkan hipotesis yang sependapat dengan ilmu pengetahuan yang sudah siap ditetapkan sebagai dasar. Serta poin ini harus sesuai dengan yang dibutuhkan untuk memeriksa literatur dengan tepat oleh karena itu suatu hipotesis harus dirumuskan bedasar dari laporan penelitian sebelumnya.
– Hipotesis Dinyatakan Secara Sederhana
Suatu hipotesis akan dipresentasikan kedalam rumusan yang berbentuk kalimat deklaratif, hipotesis dinyatakan secara singkat dan sempurna dalam menyelesaikan apa yang dibutuhkan peneliti untuk membuktikan hipotesis tersebut.
B. MENGUJI HIPOTESIS
Suatu hipotesis harus dapat diuji berdasarkan data empiris, yakni berdasarkan apa yang dapat diamati dan dapat diukur. Untuk itu peneliti harus mencari situasi empiris yang memberi data yang diperlukan. Setelah kita mengumpulkan data, selanjutnya kita harus menyimpulkan hipotesis , apakah harus menerima atau menolak hipotesis. Ada bahayanya seorang peneliti cenderung untuk menerima atau membenarkan hipotesisnya, karena ia dipengaruhi bias atau perasangka. Dengan menggunakan data kuantitatif yang diolah menurut ketentuan statistik dapat ditiadakan bias itu sedapat mungkin, jadi seorang peneliti harus jujur, jangan memanipulasi data, dan harus menjunjung tinggi penelitian sebagai usaha untuk mencari kebenaran.
Sumber :


Selasa, 14 April 2015

Pengertian Metode Ilmiah, Langkah-Langkah, Karakteristik Metode Ilmiah dan Sikap Ilmiah

A. Pengertian Metode Ilmiah
Metode ilmiah merupakan suatu prosedur (urutan langkah) yang harus dilakukan untuk melakukan suatu proyek ilmiah (science project). Secara umum metode ilmiah meliputi langkah-langkah berikut:
- Observasi Awal
- Mengidentifikasi Masalah
- Merumuskan atau Menyatakan Hipotesis
- Melakukan Eksperimen
- Menyimpulkan Hasil Eksperimen

B. Karakteristik Metode Ilmiah
a. Bersifat kritis, analistis, artinya metode menunjukkan adanya proses yang tepat untuk mengidentifikasi masalah dan menentukan metode untuk pemecahan masalah.
b. Bersifat logis, artinya dapat memberikan argumentasi ilmiah. Kesimpulan yang dibuat secara rasional berdasarkan bukti-bukti yang tersedia
c.  Bersifat obyektif, artinya dapat dicontoh oleh ilmuwan lain dalam studi yang sama dengan kondisi yang sama pula.
d.  Bersifat konseptual, artinya proses penelitian dijalankan dengan pengembangan konsep dan teori agar hasilnya dapat dipertanggungjawabkan.
e.  Bersifat empiris, artinya metode yang dipakai didasarkan pada fakta di lapangan.

C. Langkah langkah Metode Ilmiah 
1. Menyusun rumusan ilmiah
2. Menyusun kerangka teori
3. Merumuskan teori
4. Melakukan eksperimen
5. mengolah dan menganalisa data
6. Menarik kesimpulan
7. Mempublikasikan hasil

D. Definisi Sikap Ilmiah
Sikap ilmiah adalah sikap yang harus ada dalam diri seorang ilmuan atau akademisi dalam menghadapi persoalan-persoalan ilmiah.
Definisi Sikap menurut para ahli :
·     (Soekidjo N, 2003) sikap merupakan reaksi atau respon seseorang yang masih tertutup terhadap stimulus atau objek
·  (Noto atmodjo, 2003) sikap adalah kesiapan / kesediaan untuk bertindak dan bukan merupakan pelaksanaan motif tertentu.

Refrensi :
http://www.scribd.com/doc/29546069/Langkah-%E2%80%93-Langkah-Metode-Ilmiah 
http://bloglaskarkopi.blogspot.com/2011/02/perbedaan-metode-pengumpulan-analisa.html
- See more at: http://rezaiueomanage.blogspot.com/2012/05/pengertian-metode-ilmiah-langkah.html#sthash.P0XAUAl4.dpuf

Senin, 06 April 2015

Karangan Ilmiah, Semi Ilmiah dan Non Ilmiah

Pada kesempatan kali ini saya akan menjelaskan sedikit tentang pengertian dari Karangan Ilmiah, Semi Ilmiah, dan Non Ilmiah dimana pada masing-masing sub bab di berikan contoh dan penjelasannya.

1. Pengertian Karangan Ilmiah
Karya Ilmiah merupakan karya tulis yang isinya berusaha memaparkan suatu pembahasan secara ilmiah yang dilakukan oleh seorang penulis atau peneliti. Untuk memberitahukan sesuatu hal secara logis dan sistematis kepada para pembaca. Karya ilmiah biasanya ditulis untuk mencari jawaban kebenaran tentang sesuatu yang terdapat dalam objek tulisan. Maka sudah selayaknyalah, jika tulisan ilmiah sering mengangkat tema seputar hal-hal yang baru (aktual) dan belum pernah ditulis orang lain. Adapun secara ringkas, ciri-ciri karya ilmiah dapat diuraikan sebagai berikut:

a. Objektif
Keobjektifan ini tampak pada setiap fakta dan data yang diungkapkan berdasarkan kenyataan yang sebenarnya, tidak dimanipulasi. Juga setiap pernyataan atau simpulan yang disampaikan berdasarkan bukti-bukti yang bisa dipertanggungjawabkan. Dengan demikian, siapa pun dapat mengecek (memvertifikasi) kebenaran dan keabsahannya.

b. Netral
Kenetralan ini bisa terlihat pada setiap pernyataan atau penilaian bebas dari kepentingan-kepentingan tertentu baik kepentingan pribadi maupun kelompok. Oleh karena itu, pernyataan-pernyataan yang bersifat mengajak, membujuk, atau mempengaruhi pembaca perlu dihindarkan.

c. Sistematis
Uraian yang terdapat pada karya ilmiah dikatakan sistematis apabila mengikuti pola pengembangan tertentu, misalnya pola urutan, klasifikasi, kausalitas, dan sebagainya. Dengan cara demkian, pembaca akan bisa mengikutinya dengan mudah alur uraiannya.

d. Logis
Kelogisan ini bisa dilihat dari pola nalar yang digunakannya, pola nalar induktif atau deduktif. Kalau bermaksud menyimpulkan suatu fakta atau data digunakan pola induktif; sebaliknya, kalau bermaksud membuktikan suatu teori atau hipotesis digunakan pola deduktif.

e. Menyajikan Fakta (bukan emosi atau perasaan)
Setiap pernyataan, uraian, atau simpulan dalam karya ilmiah harus faktual, yaitu menyajikan fakta. Oleh karena itu, pernyataan atau ungkapan yang emosional (menggebu-gebu seperti orang berkampanye, perasaan sedih seperti orang berkabung, perasaan senang seperti orang mendapatkan hadiah, dan perasaan marah seperti orang bertengkar) hendaknya dihindarkan.

f. Tidak Pleonastis
Maksudnya kata-kata yang digunakan tidak berlebihan alias hemat. Kata-katanya jelas atau tidak berbelit- belit (langsung tepat menuju sasaran).
Bahasa yang digunakan adalah ragam formal Bahasa yang digunakan dalam karangan ini bersfat formal dan sesuai dengan EYD.
Adapun karangan saat ini yang dapat digolongkan menjadi ke dalam karangan ilmiah antara lain:

a. Makalah
karya tulis yang menyajikan suatu masalah yang pembahasannya berdasarkan data di lapangan yang bersifat empiris-objektif (menurut bahasa, makalah berasal dari bahasa Arab yang berarti karangan).

b. Laporan
makalah yang memiliki tingkat analisis lebih serius, biasanya disajikan dalam lokakarya.

c. Skripsi
karya tulis ilmiah yang mengemukakan pendapat penulis berdasar pendapat orang lain.
Tesis karya tulis ilmiah yang sifatnya lebih mendalam daripada skripsi.
Disertasi karya tulis ilmiah yang mengemukakan suatu dalil yang dapat dibuktikan oleh penulis berdasar data dan fakta yang sahih dengan analisi yang terinci.

2. Pengertian Karangan Semi Ilmiah
 Semi Ilmiah adalah sebuah penulisan yang menyajikan fakta dan fiksi dalam satu tulisan dan penulisannyapun tidak semiformal tetapi tidak sepenuhnya mengikuti metode ilmiah yang sintesis-analitis karena sering di masukkan karangan non-ilmiah.

3. Pengertian Karangan Non Ilmiah
Karya non-ilmiah adalah karangan yang menyajikan fakta pribadi tentang pengetahuan dan pengalaman dalam kehidupan sehari-hari, bersifat subyektif, tidak didukung fakta umum, dan biasanya menggunakan gaya bahasa yang popular atau biasa digunakan (tidak terlalu formal). Terdapat ciri-ciri untuk mengetahui bahwa suatu karangan bersifat non ilmiah, antara lain:
Emotif Karangan ini menonjolkan sifat kemewahan yang lebih menonjol, tidak sistematis, lebih mencari keuntungan dan sedikit informasi.
Persuasi Terdapat suatu penilaian fakta tanpa bukti. Bujukan untuk meyakinkan pembaca, mempengaruhi sikap cara berfikir pembaca dan cukup informatif.
Deskriptif
Lebih mendapatkan sumber dari pendapat pribadi, sebagian imajinatif dan subjektif. Saat ini terdapat beberapa contoh mengenai karangan ilmiah yang sering dijumpai di kehidupan sehari-hari, antara lain sebagai berikut:
Dongeng Merupakan suatu kisah yang diangkat dari pemikiran fiktif dan kisah nyata, menjadi suatu alur perjalanan hidup dengan pesan moral yang mengandung makna hidup dan cara berinteraksi dengan mahluk lainnya.
Cerpen Suatu bentuk naratif fiktif. Cerita pendek cenderung padat dan langsung pada tujuannya dibandingkan karya-karya fiksi yang lebih panjang.
Novel Sebuah karya fiksi prosa yang tertulis dan naratif. Biasanya dalam bentuk cerita.
Drama Adalah suatu bentuk karya sastra yang memiliki bagian untuk diperankan oleh aktor.
Roman Adalah sejenis karya sastra dalam bentuk prosa atau gancaran yang isinya melukiskan perbuatan pelakunya menurut watak dan isi jiwa masing-masing.

Sumber:
Hamdani Mulya. http://www.scribd.com/doc/48880445/Pengertian-Karya-Ilmiah.
Egar.http://achmadfaroby.blogspot.com/2011/03/perbedaan-karangan-imiah-semi ilmiah.html.
http://wikipedia.org/wiki.

Minggu, 29 Maret 2015

PENALARAN INDUKTIF

Pengertian Penalaran Induktif

Pada kesempatan kali ini saya akan membahas tentang Penalaran Induktif. Menurut saya Penalaran induktif merupakan  proses penalaran untuk manarik kesimpulan berupa prinsip atau sikap yang berlaku umum berdasarkan fakta – fakta yang bersifat khusus, prosesnya disebut induksi. Ada 3 jenis penalaran induksi, yaitu :

1. Generalisasi
Penalaran generalisasi dimulai dengan peristiwa – peristiwa khusus untuk mengambil kesimpulan secara umum. Generalisasi adalah pernyataan yang berlaku umum untuk semua atau sebagian besar gejala.

1.1. Generalisasi Tanpa Loncatan Induktif
Fakta yang dugunakan belum mencerminkan seluruh fenomena yang ada.
Contoh :
    Setelah kita menyelidiki sebagian bangsa Indonesia bahwa mereka adalah manusia yang suka bergotong-royong, kemudian kita simpulkan bahwa bangsa Indonesia adalah bangsa yang suka bergotong-royong, maka penyimpulan ini adalah generalisasi tidak sempurna.

1.2. Generalisasi Dengan Loncatan Induktif
Fakta yang diberikan cukup banyak dan meyakinkan.
Contoh :
    Setelah kita memerhatikan jumlah hari pada setiap bulan pada tahun Masehi, kemudian disimpulkan bahwa : Semua bulan Masehi mempunyai hari tidak lebih dari tiga puluh satu. Dalam penyimpulan ini, keseluruhan fenomena yaitu jumlah hari pada setiap bulan kita selidiki tanpa ada yang kita tinggalkan.

2. Analogi
Analogi yaitu proses membandingkan dari dua hal yang berlainan berdasarkan kesamaannya kemudian berdasarkan kesamaannya itu ditarik suatu kesimpulan. Kesimpulan yang diambil dengan analogi, yaitu kesimpulan dari pendapat khusus dengan beberapa pendapat khusus yang lain, dengan cara membandingkan kondisinya.

2.1. Tujuan Analogi
    - Meramalkan kesamaan
    - Menyingkap kekeliruan
    - Menyusun sebuah klasifikasi
    Contoh :
    Kita banyak tertarik dengan planet Mars, karena banyak persamaannya dengan bumi kita. Mars dan Bumi menjadi anggota tata surya yang sama. Mars mempunyai atsmosfir seperti Bumi. Temperaturnya hampir sama dengan Bumi. Unsur air dan oksigennya juga ada. Caranya mengelilingi matahari menyebabkan pula timbulanya musim seperti di Bumi. Jika di Bumi ada makhluk. Tidaklah mungkin ada mahluk hidup di planet Mars.

3. Kausal
Kausal adalah merupakan prinsip sebab-akibat yang di haruri dan pasti antara gejala kejadian, serta bahwa setiap kejadian memperoleh kepastian dan keharusan serta kekhususan-kekhususan eksistensinya dari sesuatu atau berbagai hal lainnya yang mendahuluinya , merupakan hal-hal yang diterima tanpa ragu dan tidak memerlukan sanggahan.
Contoh :
    Pada kata dewa-dewi, putra-putri, pemuda-pemudi, dan karyawan-karyawati.
3.1. Tujuan Kausal
Tujuan kausal terdapat dalam Hubungan Kausal Dapat berlangsung dalam tiga pola :
   a. Sebab ke akibat
    Dari peristiwa yang dianggap sebagai sebab menuju kesimpulan sebagai efek.
   b. Akibat ke sebab
    Dari peristiwa yang dianggap sebagai akibat menuju sebab yang mungkin telah menimbulkan akibat.
   c. Akibat ke akibat
    Dari akibat ke akibat yang lain tanpa menyebut sebab umum yang menimbulkan kedua akibat.



Sumber :

http://ekspresibelajar.blogspot.com/2008/05/logika-dan-silogisme.html
http://efankhonghucu.blogspot.com/2011/02/penalaran-induktif.html
http://students.sunan-ampel.ac.id/irmanto/2010/04/10/generalisasi-macam-macam-generalisasi-dan-generalisasi-ilmiah/

Selasa, 24 Maret 2015

PENALARAN DEDUKTIF

PENALARAN DEDUKTIF

Pada kesempatan kali ini saya akan membahas sedikit tentang Penalaran Deduktif. Menurut pengetahuan saya Penalaran Deduktif adalah proses penalaran untuk menarik kesimpulan berupa prinsip atau sikap yang khusus berdasarkan fakta-fakta yang bersifat umum. Proses penalaran ini disebut Deduksi. Kesimpulan deduktif dibentuk dengan cara deduksi. Yaitu dimulai dari hal-hal umum, mengarah kepada hal-hal yang khusus atau hal-hal yang lebih rendah.

     Dalam pengertian lain Kata deduksi berasal dari kata Latin deducere (de yang berarti ‘dari’, dan kata decure yang berarti ‘menghantar’,’memimpin’). Dengan demikian kata deduksi yang diturunkan dari kata itu berarti ‘menghantar dari sesuatu hal ke sesatu hal yang lain’. Sebagai suatu istilah dari penalaran, deduksi merupakan suatu proses berpikir (penalaran) yang bertolak dari sesuatu proposisi yang sudah ada, menuju kepada suatu proposisi baru yang berbentuk suatu kesimpulan. Uraian mengenai proses berfikir deduktif akan dilangsungkan melalu beberapa corak berpikir deduktif, yaitu : silogisme kategorial, silogisme hipotesis, silogisme disjungtif atau silogisme alternatif, entimen, rantai deduksi, dan teknik pengujuan kebenaran atas tiap corak penalaran deduktif itu.

1.       Silogisme
Silogisme adalah suatu bentuk proses penalaran yang berusaha menghubungkan dua proposisi (pernyataan) yang berlainan untuk menurunkan suatu kesimpulan atau inferensi yang merupakan prosposisi yang ketiga.

1.1.    Silogisme kategorial
kategorial dapat dibatasi sebagai suatu argumen deduktif yang mengandung suatu rangkaian yang terdiri dari tiga proposisi katergorial, yang disusun sedemikian rupa sehingga ada tiga term yang muncul dalam rangkaian pernyataan itu. Tiap-tiap term hanya boleh muncul dalam dua pernyataan, contoh :

·         Semua Programmer adalah lulusan sarjana Sistem Informasi
·         Randy adalah seorang Programmer
·         Konklusi  : Randy adalah lulusan sarjana Sistem Informasi


1.2.    Silogisme hipotesis atau silogisme pengandaian
adalah semacam pola penalaran deduktif yang mengandung hipotese. Silogisme hipotetis bertolak dari suatu pendirian, bahwa ada kemungkinan apa yang disebut dalam proposisi itu tidak ada atau tidak terjadi. Premis mayornya mengandung pernyataan yang bersifat hipotesis. Oleh karena sebab itu rumus proposisi mayor dari silogisme ini adalah:  jika A รจ B
·         Premis mayor :  Jika ketua Mahkamah Konstitusi melakukan tindakan penyuapan maka dia akan dipenjara
·         Premis minor : Ketua Mahkamah Konstitusi melakukan tindakan penyuapan
·         Konklusi        : oleh sebab itu dia akan dipenjara.

1.3.    Silogisme Alternatif (disjungtif).
Jenis silogisme yang ketiga adalah silogisme alternatif atau disebut juga silogisme disjungtif. Silogisme ini dinamakan demikian, karena proposisi mayornya merupakan sebuah proposisi yang mengandung kemungkinan-kemungkinan atau pilihan-pilihan. Sebaliknya porposisi minornya adalah proposisi kategorial yang menerima atau menolak salah satu alternatifnya. Sebagai contoh berikut :

                Premis mayor    : Randy memilih jurusan Akuntansi atau Sistem Informasi
                Premis minor     : Randy memilih jurusan Sistem Informasi
                Konklusi           :  oleh karena itu, Randy tidak memilih 
jurusan Akuntansi

2.       Entimen
Silogisme sebagai suatu cara untuk menyatakan pikiran tampaknya bersifat artifisial. Dalam kehidupan sehari-hari biasanya silogisme itu muncul hanya dengan dua proposisi, salah satunya dihilangkan. Walaupun dihilangkan, proposisi itu tetap dianggap ada dalam pikiran, dan dianggap diketahui pula oleh orang lain. Bentuk semacam ini dinamakan entimem yang berarti ‘simpan dalam ingatan’ dalam bahasa yunani. Dalam tulisan-tulisan bentuk inilah yang dipergunakan, dan bukan bentuk yang formal seperti silogisme. Contoh :
-  Semua dosen Fakultas Ilmu Komputer Gunadarma adalah lulusan Sarjana Magister
-  Ibu Febriani adalah dosen Fakultas Ilmu Komputer Gunadarma
-  Oleh karena itu, ibu Febriani adalah lulusan Sarjana Magister


Sumber :
http://m2hid.blogspot.com/2012/03/penalaran-deduktif.html
http://id.wikipedia.org/wiki/Penalaran
http://arhamulwildan.blogspot.com/2012/03/metode-penalaran-deduktif-dan-induktif.html

Senin, 16 Maret 2015

PENALARAN

PENGERTIAN PENALARAN

Penalaran merupakan suatu proses pemikiran untuk sampai pada suatu kesimpulan sebagai pernyataan baru dari beberapa pernyataan lain yang telah di ketahui. Menurut ahli Suriasumantri (2001: 42) mengemukakan secara singkat bahwa penalaran adalah suatu aktivitas berpikir dalam pengambilan suatu simpulan yang berupa pengetahuan. Dari beberapa pengertian di atas maka bisa kita simpulkan bahwa penalaran adalah suatu proses berpikir yang berusaha menghubungkan fakta-fakta dan bukti - bukti untuk menarik kesimpulan. Sehingga dapat kita ketahui bahwa unsur dasar penalaran adalah fakta. Proses penalaran dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu proses penalaran induktif dan proses penalaran deduktif. Penalaran ilmiah merupakan perpaduan kedua proses itu.

PENGERTIAN FAKTA

Fakta adalah segala sesuatu yang ditangkap oleh indra manusia atau keadaan yang terbukti dan telah menjadi suatu kenyataan. Fakta berarti suatu yang nyata, yang benar - benar terjadi atau ada secara alami, dan bisa diukur secara eksperimental, atau metode - metode lainnya dan tidak bisa diganggu gugat lagi kebenarannya . Contohnya, fakta bahwa bumi ini bulat. Ketika seseorang mengelilingi bumi dengan berjalan dari arah timur ke arah barat, pada akhirnya ia akan kembali ke titik awal. Fakta ini bukan berdasarkan sudut pandang pribadi atau kelompok saja melainkan telah dibuktikan oleh para ahli bahwa bumi ini benar - benar bulat.

Sumber : http://wikipedia.org/wiki/Penalaran
                  http://wikipedia.org/wiki/Fakta

Senin, 19 Januari 2015

PENDIDIKAN DI INDONESIA DARI ZAMAN PENJAJAHAN HINGGA REFORMASI

2.1       SISTEM PENDIDIKAN PRA KEMERDEKAAN (MASA PENJAJAHAN)

2.1.1    PENDIDIKAN PADA ZAMAN PENJAJAHAN BBELANDA
Penelusuran Kebijakan pendidikan di zaman Belanda dibagi dalam 4 periode besar berdasarkan pemerintahan yang berkuasa pada masa tersebut. Periode yang pertama adalah periode awal Belanda menginjakkan kakinya di bumi nusantara dan  mendirikan VOC; periode yang kedua adalah masa pemerintahan Hindia Belanda yang menggantikan VOC yang tumbang karena kebangkrutannya; periode yang ketiga adalah masa pemerintahan Inggris yang berlangsung sangat singkat tetapi berandil besar dalam kemunduran pendidikan di bumi nusantara; periode yang keempat adalah kembalinya kekuasaan di bumi nusantara ini pada pemerintahan Hindia Belanda hingga berpindah tangan pada pemerintahan Jepang. Pada pemerintahan Hindia Belanda yang termasuk dalam empat periode besar tersebut, periodisasinya dibagi lagi dalam sub-sub yang telah kecil berdasarkan masa pemerintahan Gubernur Jenderal pada masa tersebut.

1.      Zaman VOC (1596-1799)
Kondisi pendidikan di zaman VOC bertujuan sebagai misi keagamaan (Protestan), bukan sebagai misi intelektual, adapun tujuan lainya adalah untuk menghasilkan pegawai administrasi yang rendah dan tenaga kerja murah yang terlatih dari kalangan penduduk pribumi di pemerintahan dan gereja. Kurikulum pendidikannya berisi pelajaran agama Protestan, membaca dan menulis. Kurikulum pendidikannya  belum bersifat formal (belum tertulis),dan lama pendidikannya-pun tidak ditentukan dengan pasti. Murid-muridnya berasal dari anak dari golongan pegawai,sedangkan anak dari golongan rakyat jelata tidak diberi kesempatan untuk sekolah. Pada awalnya yang menjadi guru adalah orang Belanda.Kemudian yang menjadi guru digantikan oleh penduduk pribumi, yaitu mereka yang sebelumnya telah dididik di Belanda.

2.      Zaman Pemerintahan Belanda (1799-1811)
Setelah Portugis dihalau oleh Belanda, tidak ada dorongan yang mendesak untuk meluasakan Kristenisasi. Kristenisasi pada masa tersebut adalah untuk memberantas mengaruh Portugis semata. Pada masa tersebut pendidikan mulai memperoleh perhatian yang relatif maju dari sebelumnya. Beberapa prinsip yang diambil pemerintah Belanda diambil sebagai dasar  kebijakannya di bidang pendidikan antara lain:
1)      Menjaga jarak atau tidak memihak salah satu agama tertentu.
2)      Memperhatikan keselarasan dengan lingkungan sehingga anak didik kelak mampu mandiri atau mencari penghidupan guna mendukung kepentingan kolonial.
3)      Sistem pendidikan diatur menurut pembedaan lapisan sosial,khusus-nya yang ada di Jawa.
4)      Pendidikan diukur dan diarahkan untuk melahirkan kelas elit masyarakat yang dapat dimanfaatkan sebagai pendukung supermasi politik dan ekonomi pemerintah kolonial. Jadi secara tidak langsung Belanda telah memanfaatkan kelas aristokrat pribumi untuk melanggengkan status qou kekuasaan kolonial di Indonesia.

2.1.2    ZAMAN PENDUDUKAN INGGRIS (1811-1816)
Keadaan ekonomi yang  sangat sulit pada masa itu,kemudian semakin dipertajam dengan kewajiban untuk membayar pajak, sehingga rakyat harus bekerja lebih ekstra lagi agar kewajibannya dapat dipenuhi. Raffles lebih berminat dalam mengadakan penelitian untuk menelusuri kebudayaan Jawa dibanding dengan meningkatkan kesejahteraan rakyat melalui pendidikan. Selama pemerintahan Raffles, sekolah-sekolah banyak yang tidak terurus dan mati dengan sendirinya karena pemerintahan pada masa itu tidak menganggarkan dana untuk pendidikan rakyat jajahan.

2.1.3    ZAMAN PEMERINTAHAN HINDIA BELANDA (1816-1942)
Komisaris Jenderal pada masa tersebut cukup menaruh perhatian di bidang pendidikan. Terbukti setelah beberapa waktu berselang dari proses serah terima daerah jajahan dari pihak Inggris ke pihak Belanda, ia menunjuk CGC Reinwardt sebagai Direktur Pengajaran. Pada masa pemerintahannya yang terakhir, dikeluarkan peraturan persekolan yang berisi ketentuan-ketentuan mengenai pengawasan dan penyeleggaraan pengajaran. Salah satunya adalah peraturan umum tentang pendidikan sekolah, yang berisi bahwa “Pendidikan hanya untuk orang Belanda saja”.Bahkan peraturan ini berlaku hingga tahun terakhir pemerintahan Gubernur Jenderal Van der Capellen.
Pada tahun 1817,didirikan sekolah dasar khusus untuk anak-anak dari golongan bangsa Belanda (Europee Lagere School ).Bahasa pengantar di sekolah-sekolah tersebut adalah bahasa Belanda dan sistem kurikulmnya disesuaikan dengan kurikulum yang berlaku di Belanda, agar tetap sinergis di berbagai daerah.
1.      Gubernur Jenderal Van der Capellen (1819-1826)
Pada masa awal pemerintahannya, Van der Capellen menerbitkan surat keputusan tertanggal 8 Maret 1819 yang berisi perintah untuk mengadakan pnelitian tentang pendidikan masyarakat Jawa dengan tujuan :
1)      Meningkatkan kemampuan baca tulis masyarakat.
2)      Memperbaiki pelaksanaan undang-undang dan peraturan pemerintah tentang pendidikan sesuai dengan hasil penelitian.

2.      Gubernur Jenderal LPJ Du Bus de Gissignes (1826-1830)
Gubernur Jenderal Du Bus yang diankat oleh raja Willem l untuk menggantikan Van der Capellen ini lebih menitik beratkan pada peningkatkan produksi ekspor sebagai dasar guna memajukan perdagangan dan pajak tanah dan tidak menampakkan kemajuan hasil ekspor. Sementara di bidang pendidikan, belum ditemukan.
3.      Gubernur Jenderal Van de Bosch (1830-1852)
Pada masa pemerintahannya, pencetus tanam paksa ini mulai menyediakan kesempatan untuk pendidikan anak-anak priyayi meskipun jumlahnya sangat sedikit sekali. Tentunya pemberian kesempatanuntuk memperoleh pendidikan tersebut tidaklah setulus kelihatannya, karena hal ini dilakukan dalam rangka menjalin hubungan baik dengan golongan priyayi di pulau Jawa. Pendirian sekolah bagi anak-anak Belanda dilakukan pada jenjang di atas sekolah dasar,sebagai contoh pendirian sekolah menengah di Surakarta pada tahun 1832.
Meskipun pada masa ini kebutuhan pendirian sekolah tinggi, realisasinya tidak didukung dengan pengadaan dana yang optimal. Kekurangan dana dalam bidang pendidikan disiasati dengan model magang. Anak-anak golongan priyayi ditempatkan magang sebagi pesuruh di rumah-rumah Belanda. Sambil bekerja, mereka diajarkan bahasa Belanda dan calistung.

4.      Gubernur Jenderal Rochussen (1848-1852)
Pada bulan September 1848 masa pemerintahan Gubernur Jenderal Rochussen, barulah terlihat komitmen pemerintah Belanda untuk mendirikan sekolah-sekolah dasar bagi penduduk pribumi dengan pengantar bahasa Melayu dan dengan diterbitkannya Dekrit Kerajaan yang mengatur pendirian Volksschool atau Sekolah Rakyat. Fokus pengajaran pada SR hanya sebatas pengajaran calistung dengan bahasa Melayu atau bahasa lokal penduduk setempat. Kebijakan pendidikan pada masa ini  tidak tulus untuk mencerdaskan penduduk negeri jajahan semata, pendidikan ini ternyata juga memuai kritik dari warga Belanda sendiri. Kritik Van Hoevell terhadap perkembangan sekolah rakyat (Inlanschesholen): “Pemerintah hanya menyiapkan beberapa gelintir manusia saja untuk menjalanka roda pemerintahan, tidak untuk memuaskan keinginan orang Jawa pada pendidikan”.

5.      Pemerintan Hindia Belanda Pada Pertengahan Hingga Akhir Abad 19M.
Secara umum,perkembangan pendidikan dan pengajaran sampai akhir abad ke-19 menunjukkan kecenderungan-kecenderungan yang dipolitisir, sebagaimana kebijakan–kebijakan yang dikeluarkan oleh pemerintah Belanda berikut ini :
Pendidikan dan pengajaran harus bersifat netral dan tidak berdasarkan agama.Hal ini jelas dilakukan karena pengaruh aliran liberalisme yang sedang berkembang di Nederland.Lagipula, model pendidikan tradisional yang sudah ada seperti pesantren dan langgar, dianggap sangat sukar untuk diintegrasikan dengan pendidikan yang liberal. Sehingga untuk memojokkan pendidikan berbasis agama islam dilakukan Belanda dengan mengeluarkan peraturan yang rumit secara birokratis, tidak memberikan dukungan pendanaan dan mempercepat kenaikan status pegawai pangreh praja yang sekuler kebarat-baratan meskipun memeluk islam.
Bahasa Belanda tidak di ajarkan di sekolah-sekolah pribumi, dengan alasan untuk tetap melestarikan kebudayaan lokal dengan menggunakan bahasa daerah sebagai bahasa pengantar di sekolah-sekolah pribumi. Padahal kebijakan ini ditempuh karena ketakutan pemerintah Belanda bila penduduk jajahan mengetahui bahasa mereka,sehingga mereka akan mengetahui strategi kolonialisasi Belanda.
Pembukaan sekolah pribumi hanya didasarkan sebatas kebutuhan praktis pemerintah Belanda saja,misalnya untuk kebutuhan pegawai rendahan dan tidak untuk mencerdaskan penduduk jajahan. Pendidikan lebih dikhususkan  pada anak-anak golongan priyayi. Dengan kebijakn tersebut, diharapkan penduduk yang lebih rendah status sosialnya dapat mudah ditundukkan karena pemerintah Belanda telah memegang golongan priyayi yang merupakan kaum elit.
Sistem pendidikan yang dualistis pada masa ini juga membuat garis pemisah yang tajam antara dua subsistem: sistem sekolahan Eropa dan sistem sekolah pribumi.Tetapi pada tahun 1892 akhirnya dilakukan restrukturasi terhadap sistem persekolahan karena kebutuhan yang sangat besar terhadap pegawai rendahan yang bisa berbahasa Belanda, sebagaimana dijelaskan berikut :
·         Sekolah kelas satu (ongko sidji) atau eerste klasse untuk anak-anak golongan priyayi dengan pengajaran bahasa Belanda.
·         Sekolah kelas dua (ongko loro) atau tweede klasse untuk rakyat kebanyakan tanpa pengajaran bahasa Belanda.

2.1.4    PERIODE POLITIK ETIS (1900-1942)
Pada tahun 1899, seorang berkebangsaan Belanda, Van Deventer menulis sebuah artikel yang berjudul ‘Een Eereschuld’ (utang kehormatan) yang berisi kerisauan kaum intelektual Belanda terhadap dehumanisasi di Hindia Belanda yang terpengaruh kapitalisme sangat kuat. Begitu ironis karena Belanda pada masa tersebut telah menggembar-gemborkan dirinya sebagai bangsa yang humanis dan memiliki peradaban yang sangat tinggi, tetapi melakukan politik pengerukan keuntungan secara besar-besaran dengan sistem tanam paksa (1830) dan sistem liberal (1870). Diungkapkan pula oleh Van Deventer bahwa pemerintah Belanda berhutang pada penduduk Hindia Belanda lebih dari 187 juta gulden yang mana harus dibayarkan kembali dengan menyediakan anggaran khusus untuk peningkatan kesejahteraan mereka di segala bidang.
Munculnya artikel tersebut akhirnya memicu perubahan yang sangat drastis pada kebijakan – kebijakan pemerintah Belanda terhadap penduduk jajahan di Hindia Belanda, yaitu dengan dicanangkannya politik etis atau politik balas budi secara resmi pada tahun 1901 oleh ratu Belanda. Meski kerajaan Belanda terlibat sangat tulus dalam perubahan kebijakan di negeri jajahan melalui politik etis yang  terjadi di Hindia Belanda tidaklah demikian. Pasalnya,sistem yang diterapkan di Hindia Belanda masih tetap dimaksudkan untuk mempertahankan keberlangsungan kekuasaan kolonial dan tidak berupaya untuk mencerdaskan kehidupan penduduk jajahan semata.

2.1.5    Pendidikan Zaman Jepang
Meski zaman pendudukan Jepang di bumi nusantara sangatlah singkat, tetapi pengaruhnya bagi perkembangan dunia pendidikan di Indonesia sangatlah besar. Tujuan pendidikan pada masa itu telah disisipi misi Nipponisasi dan juga upaya-upaya pemberdayaan bangsa Indonesia untuk membantu kepentingan perang jepang.Misi tersebut dilakukan dengan mendekati tokoh-tokoh kiai yang menjadi panutan umat islam agar dapat dijadikan sandaran politik mereka.
2.1.6    Pendidikan yang Diselenggarakan Kaum Pergerakan Kebangsaan (Pergerakan Nasional )
Pendidikan oleh pergerakan Kebangsaan (Pergerakan Nasional) sebagai sarana perjuangan kemerdekaan dan penyelenggarakan pendidikan nasional. Latar belakang sosial dan budaya timbulnya pergerakan nasional. Kebijakan pemerintah Belanda dalam bidang politik, ekonomi dan pendidikan sangat merugikan bangsa Indonesia.Pemerasan yang dilakukan oleh Belanda terhadap bangsa dan kekayaan Indonesia,telah menimbulkan penderitaan dan kemiskinan. Perbedaan kedudukan dan kehidupan yang mencolok antara bangsa Belanda dan bangsa Indonesia sangat nyata,baik dalam kedudukan social maupun pemberian gaji.
Kebijakan dan praktek yang diselenggarakan rakyat dan kaum pergerakan antara lain:
a.      R.A. Kartini, Rd. Dewi Sartika dan Rohanna Kuddus.
Sekalipun tinggal di daerah berjauhan, R.A. Kartini, Rd. Dewi Sartika dan Rohanna Kuddus menghadapi masalah yang relatif sama. Mereka melihat kepincangan dalam masyarakat dan ketidak adilan terhadap wanita, sehingga menghambat kemajuan kaum wanita. Mereka masing –masing berupaya memperjuangkan emansipasi wanita demi perbaikan kedudukan dan derajat kaum wanita untuk mengejar kemajuan melalui upaya pendidikan.
b.      Budi Utomo
Pada tahun 1908 Budu Utomo dalam kongresnya yang pertama (3-4 Oktober 1908) menegaskan bahwa tujuan perkumpulan itu adalah untuk kemajuan yang selaras buat negeri dan bangsa Indonesia,terutama dengan memajukan pengajaran, pertanian, peternakan, dagang, teknik industri dan kebudayaan. Untuk itu Budi Utomo pada tahun 1913 mendirikan Darmo-Woro Studiefonds; dan mendirikan tiga Sekolah Netral di Solo dan dua di Yogyakarta pada tahun 1918 mendirikan Kweekschool di Jawa Tengah, kemudian Sekolah Guru Kepandaian Putri untuk Sekolah Kartini, enam Normal School dan sepuluh Kursus Guru Desa,dsb.

c.       Muhammadiyah
Pada tanggal 18 November 1912 K.H. Ahmad Dahlan mendirikan organisasi perkumpulan Muhammadiyah di Yogyakarta. Didirikan dalam rangka memberikan pendidikan bagi bangsa Indonesia untuk mengatasi Kristenisasi dan untuk mewujudkan masyarakat islam yang melaksanakan ajaran Al-Qur’an dan Hadits sesuai yang diajarkan Nabi Muhammad S.A.W.
                                    Dasar dan Tujuan Pendidikan.
Pendidikan Muhammadiyah berdasarkan islam dan berpedoman kepada Al-Qur’an dan Hadits. Tujuan Pendidikan Muhammadiyah adalah membentuk manusia muslim berakhlak mulia, cakap, percaya diri dan berguna bagi masyarakat.
                                    Penyelenggaraan Pendidikan
Untuk mencapai tujuannya Muhammadiyah mendirikan sekolah-sekolah yang tersebar dari Sabang sampai Merauke, di bawah pimpinan Majelis Pengajaran. Sekolah-sekolah itu disamping memberikan pendidikan agama islam, memberikan juga berbagai mata pelajaran seperti di sekolah-sekolah pemerintah.

d.      Perguruan Taman Siswa
Pada mulanya Ki Hajar Dewantara (1889-1959) bersama rekan- rekanya berjuang di jalur politik praktis,selanjutnya mulai tahun 1921 perjuangan difokuskan di jalur pendidikan. Hal ini Beliau lakukan mengingat Departemen Pengajaran Pemerintah Belanda bersikap diskriminatif mengenai hak dan penyelenggaraan pendidikan bagi bangsa kita.

Menurut Ki hajar Dewantara penjajahan tidak akan lenyap jika dilawan dengan pergerakan politik saja. Melainkan harus dipentingkan penyebaran benih hidup merdeka di kalangan rakyat dengan jalan pengajaran yang disertai pendidikan nasional. Pada tanggal 3 juli 1992 di Yogyakarta Ki Hajar Dewantara mendirikan “National Onderwijs Institut Taman Siswa” yang kemudian menjadi “Perguruan Nasional Taman Siswa”.
                                    Tujuan Pendidikan.
Tujuan Pendidikan Ki Hajar Dewantara adalah memberi kesempurnaan hidup lahir batin sebagai satu-satunya untuk mencapai hidup selamat dan, baik bahagia sebagai individual maupun sebagai anggota masyarakat.
                                    Metode Pendidikan.
Dalam pelaksanaan pendidikan tersebut berpedoman pada semboyan “Ing ngarso sung tulodo,Ing madya mangun karsa,Tut wuri handayani”.Semboyan tersebut mempunyai arti kalau pendidik berada di muka,dia harus memberi teladan kepada anak didiknya,Jika pendidik berada di tengah,pendidik harus memberikan semangat,berswakarya dan berkreasi pada anak didik,Ketika pendidik berada di belakang,pendidik megikuti dan mengarahkan peserta didik agar berani berjalan ke depan dan sanggup bertanggung jawab.Dengan kata lain,seorang pendidik atau pemimpin harus bersikap sebagai pengasuh yang mendorong,menuntut dan membimbing anak didiknya.

2.2       PENDIDIKAN PADA MASA KEMERDEKAAN
Perkembangan Pendidikan semenjak kita mencapai kemerdekaan memberikan gambaran yang penuh dengan kesulitan. Pada masi ini,usaha penting dari pemerintah Indonesia pada permulaan adalah tokoh pendidik yang telah berjasa dalam zaman kolonial menjadi menteri pengajaran. Dalam kongres pendididikan Menteri Pengajaran dan Pendidikan tersebut membentuk panitia perancang RUU mengenai pendidikan dan pengajaran. Hal ini dimaksudkan untuk membentuk sebuah sistem pendidikan yang berlandaskan pada ideologi Bangsa Indonesia sendiri. Tujuan pendidikan nasional adalah untuk menciptakan warga Negara yang sosial,demokratis,cakap dan bertanggung jawab dan siap sedia menyumbangkan tenaga dan pikiran untuk Negara.

2.3       SISTEM PENDIDIKAN INDONESIA PADA MASA ORDE BARU  1966-1998
Pembangunan di bidang pendikan mempunyai dua fungsi dalam keseluruhan kerangka pembangunan Ekonomi :
1.                  Mengusahakan agar kesempatan mendapatkan pendidikan menjadi terjangkau oleh seluruh lapisan masyarakat.
2.                  Meningkatkan secara berangsur-angsur kualitas sumber daya manusia Indonesia melalui pendidikan yang bermutu.

·         Kurikulum 1964
Pokok-pokok pikiran kurikulum 1964 yang menjadi ciri dari kurikulum ini adalah bahwa pemerintah mempunyai keinginan agar rakyat mendapat pengetahuan akademik untuk pembekalan pada jenjang SD, sehingga dipusatkan pada program Pancawardhana, yaitu pengemban moral, kecerdasan, emosional dan jasmani.

·         Kurikulum 1968
Kurikulum 1968 bertujuan bahwa pendidikan ditekankan pada upaya untuk membentuk manusia Pancasila sejati, kuat dan sehat jasmani, moral, budi pekerti dan agama. Isi pendidikan ini adalah megarahkan pada kegiatan mempertinggi kecerdasan dan keterampilan serta mengembangkan fisik yang sehat dan kuat.

·         Kurikulum1975
Kurikulum 1975 berdasarkan pada tujuan untuk menganut integrative dalam arti bahwa setiap pelajaran memiliki arti dan peranan yang menunjang kepada tercapainya tujuan yang lebih integrative.Menekankan pada efisiensi dan efektivitas dalam hal daya dan waktu.

·         Kurikulum 1984
Kurikulum 1984 menekankan pada pola pengajaran yang berorientasi pada teori belajar mengajar dengan kurang memperhatikan isi pelajaran.


·         Kurikulum 1994
Kurikulum 1994 dibuat sebagai penyempurnaan kurikulum 1984 dan dilaksanakan sesuai dengan undang-undang no.2 tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Hal ini berdampak pada sistem pembagian waktu pelajaran,yaitu dengan mengubah dari sistem semester ke sistem caturwulan. Dengan sistem caturwulan yang pembagiannya dalam satu tahun menjadi tiga tahap di harapkan dapat member kesempatan bagi siswa untuk dapat menerima materi pelajaran cukup banyak.